Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Kehilangan Anak Pertama

Hari demi hari berganti setiap bulan rutin kontrol ke dokter kandungan. Informasi mengenai dokter terbaik di Jakarta pun selalu aku kantongi. Karena aku berpikir dokter sangat menentukan kesehatan dan kelancaran proses persalinan.  Dengan idealisme yang cukup kuat, aku ingin mencari dokter kandungan perempuan karena sesuai dengan syariat jika masih ada dokter perempuan sebaiknya dengan dokter perempuan. Namun yang terjadi adalah setiap kali kontrol ke dokter perempuan selalu pasien antri dan tak jarang juga dokter selalu telat. Aku tidak mengerti apakah urusan perempuan terlalu banyak atau memang dokter kandunganku ini memang orang sibuk.  Setiap kontrol selalu sampai larut malam bahkan pernah sampai jam dua belas malam aku masih di rumah sakit menunggu antrian panjang dokter favorit ini. Satu hal yang menjadi pelajaran bahwa ternyata dokter itu semuanya sama. Jadi kita hanya mencari dokter yang cocok dengan kita. Dokter favorit belum tentu cocok dengan kita. Bisa jadi dokter ...

Lembur ketika hamil itu sesuatu

Jadwal rapat semakin hari semakin padat. Aku sebagai divisi pengembangan dan pengelolaan dituntut untuk sigap dan tangkas dalam semua persiapan. Semua berkas dan undangan mesti telah tersebar ke seluruh relasi dan para undangan. Tanpa mengenal lelah aku berusaha untuk selalu kuat. Meskipun rasanya badan ini sudah remuk. Apalagi calon bayiku yang masih sangat belia. Lembur itu tidak memberikan jeda bagiku untuk sedikit istirahat layaknya ibu-ibu yang hamil muda. Bisa leyeh-leyeh ditempat tidur menghabiskan hari dengan beristirahat. Sementara aku harus berjuang dengan tumpukan kertas dan file-file yang mesti aku selesaikan. Meskipun kata orang-orang kerja di lembaga negara itu santai layaknya Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun ketika sebuah agenda ini mesti dipersiapkan justru terasa lebih sibuk dan menghabiskan banyak waktu. Terlebih lembaga ini adalah lembaga baru. Semua SOP perusahaan dan kerja sama dengan lembaga swasta mesti disusun dan itu semua adalah tugas divisiku. Sementara aku s...

Proses Selama Hamil

Ketika hamil aku merasakan tidak ada yang berubah, badan masih seperti biasa dan aktifitas harianku juga seperti biasa saja. Bangun tidur dan bersiap pergi kekantor dan tak jarang sering kali sarapan di bubur langganan di depan kantorku. Atau juga seringkali membeli nasi uduk di depan kosan dengan ibu yang sangat ramah dan selalu menasehatiku. Bulan ini launcing pertama launcing lembaga tempat aku bekerja ini di istana Negara. Tentunya kehamilan ini semakin aku lupa. Karena kesibukan aktifitas mempersiapkan segala macam berkas, undangan dan semua hal membuat rasa mual dan lemes terpaksa aku abaikan begitu saja. Karena tanggung jawab pekerjaan mesti aku tunaikan dengan sepenuh hati. Tak jarang juga teman-temanku bercerita jika kehamilan kita lalui dengan suka cita maka anak akan tumbuh menjadi anak yang kuat dan mandiri kelak nanti. Namun tidak demikian denganku.  Bulan ketiga suami akhirnya pulang dari training di Paris. Senyum bahagia kembali terurai dari wajahku, keceriaan itu ke...

Buah Cinta Pertama

Setelah garis dua pada tespek terlihat jelas. Aku bercerita pada teman satu kosan mbak Yana. Beliau adalah seorang perawat salah satu rumah sakit terbaik di Jakarta Pusat. Dengan penuh ceria mbak Yana menyambut bahagia dan menawarkan padaku untuk di temani ke rumah sakit. Alhamdulillah banyak orang baik yang sayang padaku. Meskipun suami jauh di benua sana dan keluarga di pulau sumatera aku tetap bahagia karena banyak orang baik yang perhatian dan sayang padaku. Hari pertama periksa, dokter memberitahu bahwa usia kandungan sudah memasuki 5 minggu. Alhamdulillah sudah ada benih dalam rahimku. Perasaan yang campur baur antara sedih dan bahagia. Namun ketika itu ada rasa dalam hatiku bahwa aku merasa berjuang sendiri menghadapi kehamilan ini. Namun suamiku merasakan kesedihan juga setiap kali menelepon dan menanyakan kabarku dan calon bayi kami. Beginilah terasa beratnya long distance. Ketika berjauhan semua terasa sepi dan menyedihkan. Betapa ketika dekat tidak menghargai waktu bersama p...

Pengantin Baru Menangis

Hari itu adalah hari bahagia bagiku. Hari pernikahan yang ditunggu setiap pasangan muda yang ingin menikah. Bahagia karena satu tahap kehidupan sudah aku lalui. Aku menikah dengan lelaki pilihanku yang aku cintai.  Hari pernikahan berjalan dengan suka cita. Seulas senyum selalu terpancar dari wajahku, jantung berdebat-debar dan hati terasa berbunga-bunga, itulah yang terasa. Seharian duduk dipelaminan membuat aku dan suami selalu tersenyum sumbringah. Canda tawa menghiasi hari kami sehingga ada yang mengatakan pada kami berdua “tolong para tamu disapa dan diperhatikan”. Karena kami berdua asik mengobrol dan bercerita tentang apa saja dengan senyum tawa layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.  Minggu berikutnya resepsi kedua pun digelar dirumahku. Perasaan yang sama terasa. Duduk dipelaminan memakai suntiang yang cukup berat tidak menjadi beban bagiku. Padahal suntiang yang aku pakai terbuat dari besi yang cukup berat. Alhamdulillah perasaan bahagia itu membuat beb...