Proses Selama Hamil
Ketika hamil aku merasakan tidak ada yang berubah, badan masih seperti biasa dan aktifitas harianku juga seperti biasa saja. Bangun tidur dan bersiap pergi kekantor dan tak jarang sering kali sarapan di bubur langganan di depan kantorku. Atau juga seringkali membeli nasi uduk di depan kosan dengan ibu yang sangat ramah dan selalu menasehatiku.
Bulan ini launcing pertama launcing lembaga tempat aku bekerja ini di istana Negara. Tentunya kehamilan ini semakin aku lupa. Karena kesibukan aktifitas mempersiapkan segala macam berkas, undangan dan semua hal membuat rasa mual dan lemes terpaksa aku abaikan begitu saja. Karena tanggung jawab pekerjaan mesti aku tunaikan dengan sepenuh hati.
Tak jarang juga teman-temanku bercerita jika kehamilan kita lalui dengan suka cita maka anak akan tumbuh menjadi anak yang kuat dan mandiri kelak nanti. Namun tidak demikian denganku.
Bulan ketiga suami akhirnya pulang dari training di Paris. Senyum bahagia kembali terurai dari wajahku, keceriaan itu kembali seperti sedia kala. Aku kembali pada kehidupanku.
Ketika itu Alhamdulillah kami sudah mempunyai rumah pada kawasan pondok bambu Jakarta timur. Aku menjemput suami di bandara dengan penuh suka cita. Kami berdua layaknya pasangan muda yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu.
Akhirnya aku membawa pindah semua barang-barang yang ada di kamar kosan pinang ranti menuju rumah kami di pondok bambu. Kali ini karena aku bekerja di pinang ranti sementara rumah di pondok bambu. Jarak antara kedua tempat ini jika menggunakan kendaraan umum setengah jam. Sedangkan ke kantor suami di daerah pulo gadung juga menghabiskan waktu setengah jam.
Dari awal membeli rumah ini kam sepakat untuk mencari lokasi ditengah agar adil. Jadi aku tidak terlalu jauh kekantor demikian juga dengan suami. Jatuhlah pilihan kami di tengah kota Jakarta Timur yaitu pondok bambu. Jarak ini bagiku tidaklah begitu jauh karena aku sudah terbiasa melewati kota Jakarta ketika magang dan bekerja. Semua terasa menyenangkan melewati jalanan kota dengan berbagai aktifitas kehidupan.
Ketika hamil aku menaiki angkutan umum tepatnya metro mini yang hanya lewat sekali dalam 2 jam jalur pinang ranti dan pulo gadung. Terkadang aku menaiki angkot merah jurusan pondok gede dan lanjut ke TMII. Angkot ini yang paling sering ku naiki karena lebih banyak dari pada metro mini. Jika beruntung aku bisa menaiki metro mini ketika kebetulan saja lewat.
Tak jarang mual terasa ketika menaiki angkutan umum ini, namun aku berkeyakinan bahwa banyak juga ibu hamil yang naik angkot, mereka baik-baik saja.
Bulan ketiga aku periksa ke dokter kandungan di salah satu rumah sakit dekat rumahku. Bertemu dokter dan aku disuruh tes laboratorium. Kemudian hasil langsung keluar dan dokter menyatakan bahwa ada sedikit bakteri dan meyakinkan bahwa itu tidak menjadi masalah. Dengan ungkapan dokter aku menjadi tenang menghadapi kehamilan ini. Karena aku meyakini bahwa dokter lebih tahu dari pada aku yang orang awam ini.
Seperti biasa aku menjalani hari naik angkot berangkat kerja dan pulang terkadang dijemput suami karena seringkali lembur sampai malam.
#day4
#30dwcjilid33
#lemburketikahamil
#pejuang30dwc
Komentar
Posting Komentar