Pengantin Baru Menangis

Hari itu adalah hari bahagia bagiku. Hari pernikahan yang ditunggu setiap pasangan muda yang ingin menikah. Bahagia karena satu tahap kehidupan sudah aku lalui. Aku menikah dengan lelaki pilihanku yang aku cintai. 


Hari pernikahan berjalan dengan suka cita. Seulas senyum selalu terpancar dari wajahku, jantung berdebat-debar dan hati terasa berbunga-bunga, itulah yang terasa. Seharian duduk dipelaminan membuat aku dan suami selalu tersenyum sumbringah.


Canda tawa menghiasi hari kami sehingga ada yang mengatakan pada kami berdua “tolong para tamu disapa dan diperhatikan”. Karena kami berdua asik mengobrol dan bercerita tentang apa saja dengan senyum tawa layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. 


Minggu berikutnya resepsi kedua pun digelar dirumahku. Perasaan yang sama terasa. Duduk dipelaminan memakai suntiang yang cukup berat tidak menjadi beban bagiku. Padahal suntiang yang aku pakai terbuat dari besi yang cukup berat. Alhamdulillah perasaan bahagia itu membuat beban yang ada menjadi hilang. Perasaanku kala itu mengalahkan beratnya suntiang yang aku pakai.


Aku berdoa semoga kehidupan rumah tangga kami berjalan dengan mulus dan indah dengan ridha dan bimbingan-Nya. Amin ya rabbal alamin.


Minggu berikutnya aku dan suami kembali ke ibukota karena suami akan training ke Paris dan aku masih berstatus sebagai karyawan di sebuah badan milik negara. Pada awal menikah kita menginap dikontrakan suami yang dekat dari kantor. Sekali-kali kita pergi ke hotel layaknya pengantin baru honeymoon. Namun kala itu hanya sebentar saja karena suami mesti berangkat ke Paris untuk training dari kantor.


Sementara aku tetap tinggal ngekos dikawasan pinang ranti karena kantorku daerah pondok gede. Sehingga kantor dan kosan bisa aku tempuh dengan berjalan kaki. Karena dari awal aku memang mencari kosan yang dekat dari kantor.


Akhiran suami berangkat ke Paris. Air mata bercucuran seketika. Baru saja menikmati kehidupan tiba-tiba harus dipisahkan dengan jarak yang sangat jauh. Beda benua antara asia dan eropa. 


Rasanya aku kembali seperti lajang lagi menginap sendiri dikosan, suasana terasa mencekam tidak jarang air mata selalu mengucur ketika malam datang. Perasaan sepi dikamar kosan ditemani oleh lemari dan pernak pernik kamar.


Waktu terasa berjalan begitu lama, aku berusaha mengisi waktu ketika pulang kerja makan bersama dengan teman sekantor atau sekedar pergi ke tamini square cuci mata karena mall terdekat dari kosan hanyalah ini.


Selang sebulan kemudian badanku terasa tidak enak. Mual muntah dan lemes. Aku berpikir apakah aku hamil?karena ketika bersanding aku dalam keadaan haid. Berarti dua minggu setelah itu masa subur.


Ketika ada waktu luang suami selalu menelponku menanyakan kabar dan hari-hariku. Aku bercerita bahwa aku sudah telat haid bulan ini dan badan terasa tidak enak. Suami menyuruhku untuk membeli tespek, perasaanku bercampur baur antara takut dan malu karena merasa masih lajang dan bertanya ke apotik membutuhkan usaha yang cukup kuat.


Akhirnya aku berjalan menuju apotik yang berada didepan jalan. Dengan penuh semangat aku menyusuri jalan kosan dan tidak sabar melihat hasil tespek.


Keesokan harinya setelah bangun tidur hasil tespek bisa aku dapatkan. Ternyata sudah garis dua, artinya aku positif hamil. Ketika itu perasaanku campur baur antara bahagia dan sedih karena hari pertama kabar gembira ini tanpa ada suami disisiku.


#30dwcjilid33

#squad1




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mandah

Kartu Pass Chevron

Menggunakan Alat KB