Bertemu Malaikat Kecil



Akhirnya aku beserta teman satu angkatan diberi amanah untuk terjun ke lapangan. Kali ini tahap awal karena kita semua baru saja menjadi observer. Tugasnya adalah mencatat segala hal yang terjadi ketika pelatihan berlangsung. Tentunya yang menjadi trainer adalah kakak-kakak senior yang telah lebih dahulu masuk dari kami.

Pertama kali bertemu malaikat-malaikat kecil ini bahagia. Senyum mereka yang tulus dan apa adanya membuat aku tertawa sendiri. Tingkah laku mereka yang alami membuat aku semakin menyukai dunia anak. Mereka adalah makhluk yang menyenangkan. Tidak ada dendam dan kemarahan dari tatapannya. Malaikat kecil ini seakan hadir untuk menghibur orang tua yang sudah ribet dengan urusan mereka.

Aku mencatat setiap temuan lapangan dari awal pelatihan sampai selesai. Anak-anak ini melakukan setiap intruksi dari trainer. Mereka juga mengikuti segala jenis permainan dan tugas yang trainer berikan. 

Menjadi observer ini berlangsung beberapa kali pertemuan sehingga pada akhirnya para tim menganggap aku dan teman-temanku layak untuk menjadi trainer. Ketika itu kami tidak langsung menjadi trainer tetapi kami tandem dulu dalam pelatihan. Pada awalnya aku tandem dengan seniorku yang lebih berpengalaman. Kikuk pastinya karena baru pertama mencoba mempraktekkan ilmu yang sudah dipelajari. 

Namun seiring berjalannya waktu semua bisa aku lewati dengan baik. Selang beberapa waktu kemudian aku sudah menjadi trainer solo. Alhamdulillah honor yang kuterima pun full untukku seorang. Biasanya honor dibagi dua sekarang bisa aku simpan untuk keperluan kuliah.

Training demi training kulewati dengan bayaran yang menurutku cukup besar karena ini adalah kali pertama aku bekerja dan aku baru mengerti akan hasil keringat menghasilkan uang. Namun yang paling penting bukanlah itu, pengalaman yang aku peroleh selama turun ke lapangan bertemu malaikat kecil membuatku semakin berarti dan bersemangat ketika menemui mereka yang bersih tanpa dosa. Jiwa anak-anak yang semestinya perlu orang-orang dewasa pelajari yaitu pantang menyerah, pemaaf dan ceria. 

Hari itu mulai bergeser niatku menjadi konselor remaja. Bukanlah untuk uang namun memberikan manfaat buat anak-anak calon generasi bangsa.

 #30DWC #30DWCJilid31 #Day17




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mandah

Kartu Pass Chevron

Menggunakan Alat KB