Awal Menjadi Mahasiswa

Awal Menjadi Mahasiswa


Psikolog adalah cita-citaku dari dulu, memberi bantuan pada orang yang membutuhkan adalah panggilan naluri yang terus ada dalam diri. Hari ini aku lulus di salah satu universitas negeri di daerah Jakarta. Senang bahagia karena itu adalah cita-citaku dari dulu. Untuk menjadi seorang mahasiswa ini pun, menjadi waktu yang sangat sulit bagiku. Karena aku berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Dan kami enam bersaudara sehingga membuatku harus lebih memahami kondisi keluarga.

Orang tua yang berjualan sepertinya hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bisa berkuliah di tempat yang tersedia di daerahku. Aku bertekad untuk mandiri kuliah. Tidak memberatkan siapapun termasuk itu orang tuaku dan kakakku yang sudah sukses di negeri seberang. Meskipun beliau memberikan support yang sangat luar biasa tapi aku bertekad tidak akan pernah membebani keluargaku sampai lulus nanti.

Hari itu aku mencoba untuk tes di dua tempat yaitu di Bandung dan Jakarta. Bandung dengan alasan ingin dekat dengan kakakku yang mempunyai usaha di Bandung.  Jadi dengan harapan jika nanti aku libur aku tetap bisa membantu mengurusi bisnis kakakku yang sangat berkembang waktu itu. Alhamdulilah dengan ijin Allah aku lulus di salah satu universitas negeri di Bandung kala itu juga. 

Tentunya aku mengikuti bimbel di sekitar kampus. Namun sayang jurusan yang kutuju tidak sesuai harapan. Aku yang berlatar belakang pesantren memilih jurusan tafsir hadis dan psikologi. Pilihan pertama psikologi dan pilihan kedua tafsir hadis. Menurut kakak kelasku aku salah strategi dalam memilih jurusan. Mestinya aku mengambil satu jurusan psikologi saja karena jurusan ini adalah salah satu jurusan favorit di kampus ini. Tentu saja akhirnya aku mendapatkan pilihan yang kedua yaitu tafsir hadis karena jurusan ini minim peminat, sehingga akhirnya aku lulus di jurusan tafsir hadis ini. 

Sedih tentunya karena hasil yang kuperoleh tidak sesuai dengan harapan. Keinginan untuk menjadi psikolog tiba-tiba pupus begitu saja. Aku pun merenungi semua kejadian ini dan tiba-tiba saja terlintas untuk mencoba tes kembali di Ibukota. Dengan latar belakang pesantren aku mencoba untuk realistis yaitu tetap mencoba di kampus Islam Negeri dan kemungkinan untuk masuk cukup besar karena sainganku tentunya dari anak pesantren juga dan dari beberapa orang lulusan SMA. Dan kemungkinan untuk masuk itu lebih besar dibanding aku ikut pada perguruan tinggi negeri umum karena yang pasti pelajaran umum sangatlah sedikit kupelajari ketika sekolah. Sehingga hal ini membuatku cukup realistis dan jika ingin mencoba jurusan umum tentunya ikut kampus negeri Islam. 

Bismillah hari itu perjalanan di mulai, jarak antara Bandung dan Jakarta cukup jauh masih 4 jam perjalanan waktu. Perjalanan ini ditempuh melewati jalur puncak dengan jalan yang berliku-liku. Menghabiskan energi yang sangat banyak dan biaya tranportasi yang tidak sedikit. Dengan penuh semangat kakakku mensupport penuh keinginanku ini. Tetapi untuk kali ini aku hanya sekedar mengikuti tes saja, tidak lagi bimbel karena aku sudah bimbel di Bandung. Alhamdulillah bimbel di Bandung ketika itu cukup membantu, soal-soal dengan mudah bisa aku selesaikan dengan baik. 

Masih teringat jelas dalam ingatanku, ketika itu aku menghubungi kakak kelas di pesantren dahulu, untuk menumpang menginap selama tes berlangsung. Alhamdulillah Allah berikan kemudahan bertemu dengan kakak kelas yang sangat baik dan mengantarkanku untuk tes karena aku tidak mengerti daerah Jakarta. Tes berjalan dengan lancar, kemudian aku kembali kerumah kakakku di Bandung. 

Hari itulah waktu yang aku nantikan, aku menunggu detik-detik kelulusan di sebuah warnet langganan. Dengan penuh harap aku berdoa agar bisa lulus memuaskan kala itu. Aku memasukkan no ujian pada web universitas Islam itu, dan hasilnya aku melihat “Rahma Zikra” lulus pada jurusan Psikologi. Alhamdulillah syukur yang mendalam aku peroleh. Bahagia karena setitik harapan mulai menjadi semangat baru bagiku. Dengan raut bahagia aku menemui kakakku dan bercerita bahwa aku lulus tes masuk psikologi. 

Dengan penuh semangat akhirnya aku langsung mendaftar ulang pada kampus Islam ini. Mendatangi ruang pendaftaran ulang dan mencari informasi seputar kampus yang sedang proses pembangunan. 

Hari itu kampus ini sedang dalam proses pembangunan, sumbangan dari bank dunia. Bagian depan kampus sudah terlihat sangat megah menurutku yang berasal dari daerah. Karena kampus dengan gedung mewah bertingkat tidak ada di daerahku ketika itu. Hari itu dengan penuh semangat aku bertekat akan lulus memuaskan dan lebih awal. Itulah tekad awal ketika itu. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mandah

Kartu Pass Chevron

Menggunakan Alat KB