Menjadi Sempurna
Guru
adalah pahlawan tanpa tanda jasa, guru memberikan semua tenaga, pikiran dan
kemampuan untuk mendidik generasi bangsa. Namun Guru tidak seutuhnya sempurna
karena tidak sedikit kasus yang ditemui mengenai masalah di sekolah.
Hari
itu Ika menjemput anaknya yang sedang bersekolah di salah satu sekolah terpadu
favorit di sebuah daerah. Awalnya Ika berniat untuk meminta ijin kepada sang
Guru karena anaknya akan libur, selama seminggu pergi Jakarta untuk mengurusi
rumah yang sudah lama ditinggal karena alasan suami pindah dinas.
Harapan
yang diharapkan Ika, sang Guru memberikan ijin agar anaknya bisa libur sekolah
selama seminggu. Jadi Ika bisa tenang mengurusi rumah karena rencana akan di kontrakan
bagian atasnya jadi perlu pengawasan ekstra agar tukang bisa bekerja dengan
baik.
Namun
yang terjadi diluar harapan, ketika tiba didepan kelas, sang wali kelas sedang
berteriak-teriak memarahi anaknya yang tinggal seorang diri lagi dikelas, karena teman lain sudah diperbolehkan keluar
ruangan.
Sontak
ini menjadi pemandangan yang sangat menyakitkan bagi Ika seorang Ibu yang
berusaha setiap waktu mendidik anak dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Melihat
kejadian ini Ika langsung muncul di depan pintu, dan sang wali kelas pun
langsung berhenti dan langsung menurunkan nada yang tadinya sangat tinggi
menjadi halus.
Ika
langsung duduk disudut ruang, sambil bertanya apa yang salah dengan pola asuh
dia sebagai Ibu. Kemudian anak pun selesai dimarahi dan dibolehkan keluar
ruangan kelas, dan sang Guru langsung keluar dan meminta maaf pada Ika sang
orang tua.
Yang
menjadi alasan ternyata wali kelas kesal karena sang anak tidak menyelesaikan
tugas ketika bel pulang sudah berbunyi, si anak tertidur di kelas karena belum
terbiasa dengan sekolah full day dan sang anak sudah terbiasa dari kecil tidur
siang.
Keesokan
harinya Ika menemui wali kelas untuk menjelaskan mengenai anaknya, Ika berharap
anaknya cuma enjoy sekolah itu sudah cukup sementara wali kelas punya standar
yang sangat tinggi yaitu bisa menulis bagus. Sementara si anak memiliki perkembangan
yang sangat signifikan dibanding kecil dahulu, umur 4 tahun belum bisa bicara
dengan baik, dan ketika kelas 1 bisa belajar membaca dalam waktu tiga bulan dan
mempunyai kemampuan matematika yang sangat baik.
Wali
kelas pun akhirnya mengerti, riwayat sang anak dan mulai memberikan perhatian
khusus dan pastinya tidak pernah marah lagi, begitu kata si anak yang bercerita
pada Ika sang Ibu.
Disini
dibutuhkan sekali komunikasi yang hangat antara Guru dan orang tua, untuk mencapai
kesuksesan pendidikan. Justru ini menjadi faktor kuat agar anak tumbuh jadi
anak yang cerdas, rajin dan yang paling penting bahagia menjalani proses
pendidikan.
Komentar
Posting Komentar