Sabar
Sabar adalah sebuah sifat yang seharusnya menemani hari-hari kita sebagai Mukmin, sabar merupakan sebuah wujud dari shalat kita setiap waktu. Jika kita sudah mampu bersabar maka shalatnya pastinya sudah baik dan benar. Al-qur’an menjelaskan bahwa sholat mencegah keji dan mungkar, nah sifat sabar menunjukkan cara seseorang menyikapi sebuah masalah. Apakah terburu-buru atau bisa bersabar menyelesaikan semua aktifitas dan masalah dalam kehidupan ini.
Sabar, inilah yang menjadi kata-kata pamungkas yang sering Mama ucapkan padaku setiap kali menelepon. Awalnya tinggal di kota Duri menjadi sebuah tantangan yang tidak mudah bagiku dan keluarga. Karena kami yang biasa tinggal di kota besar semua serba mudah, dekat kemana-mana dan fasilitas lengkap tiba-tiba semua berbalik. Perjalanan ke kota Pekanbaru, kami tempuh selama 3 jam, nah itu perjalanan normal yang bisa ditempuh dengan kecepatan tinggi oleh supir travel. Tapi untuk aku dan suami yang membawa mobil pada kecepatan 40-60 km perjalanan Duri-Pekanbaru bisa menghabiskan waktu 5 jam perjalanan. Gelombang perjalanan pun tidak biasa, berbeda dari daerah lain yang jalan antar kota itu lurus-lurus saja namun perjalan Duri-Pekanbaru ini melewati jalan bergelombang yang cukup ekstrim, naik turun layaknya menaiki gelombang, karena itulah jalan ini diberi nama jalan gelombang.
Tidak terasa sudah lebih satu tahun kami sekeluarga tinggal di Duri, perjalanan Duri-Pekanbaru pun terasa dekat karena hampir setiap saat ke Pekanbaru. Menemani ayah meeting ke Pekanbaru, menemui klien, pergi ke dokter kandungan yang terbaik atau hanya sekedar melepas kebosanan di Duri.
Sabar itulah yang selalu menghiasi hari-hariku, sabar ketika sekolah tidak sebagus di Jakarta yang kadang membuatku kesal karena hafalan anak-anak yang hilang begitu saja karena di sekolah tidak seperti sekolah anak-anak di Jakarta sistem tahfiznya. Sabar untuk menghadapi guru yang pernah marah pada anakku di depan mata kepala, sabar ketika suster tidak bisa profesional ketika memasukkan jarum suntik dengan benar dan berujung pada lepasnya infus adek dan darah bercucuran dimana-mana. Sabar ketika tempat menuntut ilmu tidak sebagus di Jakarta, karena dengan mudah aku bisa ikut komunitas apa saja di Jakarta. Sabar ketika tidak bisa lagi memberikan training pada acara-acara parenting, sabar ketika parenting di sekolah tidak sebagus di Sekolah anakku di Jakarta karena ilmu yang di bagikan yang update dan baru. Sabar ketika menempati rumah orang lain di Duri ini sementara rumahku di Jakarta kosong begitu saja. Sabar ketika tidak punya tempat hiburan dan sabar sabar lainnya.
Tapi alhamdulillah semua itu bisa terlewati dengan baik, banyak pelajaran yang bisa aku petik dari proses ini. Yang pasti kami sekeluarga selalu bersama, Allah berikan kualitas hidup yang baik di Duri ini. Suami jadi lebih dekat dengan anak karena bisa pulang awal waktu dari kantor karena tidak ada macet, sabtu minggu bermain bersama dilapangan rumah yang luasnya 1000 meter. Allah berikan yang kita butuh bukan yang kita inginkan.
Ayat ini selalu menguatkanku "Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS. An-Nisa : 19).
Allah memberikan kebaikan yang banyak yang tidak pernah aku peroleh sebelumnya di Jakarta. Alhamdulillah
Ayat ini selalu menguatkanku "Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS. An-Nisa : 19).
Allah memberikan kebaikan yang banyak yang tidak pernah aku peroleh sebelumnya di Jakarta. Alhamdulillah
Komentar
Posting Komentar