Adaptasi Yang Sangat Sulit




Hari berhenti bekerja pun itu tiba. Aku sudah bertekad akan memulai hidup baru kali ini. Memulai untuk lembaran baru untuk cita-cita punya anak. Bagi sebagian orang mungkin sebuah hal yang naïf namun tidak bagiku. Aku mengkin berbeda dari orang lain. Aku punya tujuan yang lebih tinggi dalam hidup ini bukan hanya sekedar karir. Aku ingin memiliki keturunan yang bermanfaat di dunia dan akhirat. 

TIdak sedikit yang mencibir ketika aku berhenti bekerja. Mereka meremehkan masa hanya untuk punya anak harus berhenti bekerja. Usut punya usut yang mengejekku tidak punya anak sampai sekarang. Banyak juga yang mencibir “Sudah kuliah tinggi-tinggi kog malah berhenti?Gak capek kuliah?”

Sempat kepikiran namun aku kembai pada niat awal bahwa hidup di dunia ini untuk ibadah. Hanya itu beribadah pada Allah. Mengabdi pada suami dan merawat anak adalah ibadah terbesar yang nilainya tidak bisa dihitung jika dibandingkan dengan amalan lain. Begitulah keyakinanku ketika itu sehingga akhirnya aku memutuskan untuk tetap berhenti bekerja meskipun banyak larangan termasuk dari keluarga inti.

Suami memberikan pilihan sepenuhnya padaku. Karena menurut beliau aku yang akan menjalani semua ini. “Jadi apapun keputusannya aku mendukung” Itulah ungkapan suami ketika aku curhat cibiran orang dan keraguanku dengan pilihan itu.

Banyak dari orang-orang yang sudah sukses juga menyatakan hal yang sama dan bertanya “Nanti gak takut menyesal?”. Aku menjawab dengan penuh keyakinan “InsyaAllah gak”. Meskipun dalam hati terkadang ada secercah keraguan.

Dan hari-hari berlalu, aku belum kunjung hamil. Pusing dan bosan itulah yang terasa. Rumah yang beru kami tempati ini meskipun berukuran sangat besar bagi kami pasangan baru dengan luas 250 meter membuat terasa sempit. Karena gerakanku hanya sekitar rumah saja. Tidak ada lagi laporan, rapat ini itu dan bertemu klien yang sangat aku sukai. 

Namun ketika hal itu melanda aku selalu kembali pada Allah bahwa niatku karena Allah semata. JIka rasa bosan itu muncul aku mencari kegiatan keluar rumah. Seperti ke tanah abang atau sekedar mengisi waktu agar tidak sepi sendirian.

Hal yang paling sulit ketika itu adalah karakterku yang ektrovert membuat keadaan ini menjadi sangat berat. Aku harus bekerja keras agar bisa betah dengan pekerjaan domsetik yang tiada habisnya. Dan dengan karakter yang selalu suka bertemu orang lain mesti aku latih untuk terbiasa di rumah. Teman-teman lama aku hubungi lagi hanya sekedar bertukar pikiran atau mengobrol tentang apa saja melalui telepon gemgam.


#30DWCJilid33"Day13" 


Komentar

  1. youtube - videodl.cc - Videoodl.cc
    Videosloot.com. Copyright youtube to mp3 iphone © 2018 By: youtube.org. All Rights Reserved. All Rights Reserved. Copyright © 2020 by Youtube.org.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mandah

Generasi Milenium

Menggali Bakat Anak Berbahasa